Cari Blog Ini

Selasa, 04 Juni 2013

Fase Menstruasi

            


Menstruasi
Peristiwa menstruasi terjadi secara alami pada perempuan usia produktif. Menstruasi terjadi sel telur yang telah matang tidak dibuahi oleh sperma.
Daur menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari pada setiap bulan. Daur ini terdiri atas beberapa fase, yaitu sebagai berikut:


Gambar : siklus menstruasi
a.       Fase Menstruasi (hari 1-5)
Pemeliharaan dinding uterus bergantung pada adanya progesteron selanjutnya. Awalnya, progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dibawah ransangan LH. Namun, masa hidup korpus luteum kira-kira 10 hari, dan jika tidak terjadi implantasi telur dibuahi, korpus luteum menghilang. Kejadian ini bersamaan dengan penurunan konsentrasi progesteron yang menginduksi dinding uterus untuk terlepas dan menyebabkan terjadinya pendarahan.
b.      Fase Praovulasi (hari 6-13)
Oosit yang sedang matur dikelilingi oleh sekelompok massa sel folikel yang sedang tumbuh yang mengeliuarkan estrogen sebagai tanggapan atas perangsangan FSH. Estrogen membantu persiapan dinding uterus untuk pembuahan. Secara normal, FSH dan LH ditekan oleh kadar estrogen dan progesteron yang tinggi. Namun, selama menstruasi, kedua hormon tersebut mendadak terhenti, mengalihkan inhibisi umpan balik negatif dan menyebabkan peningkatan FSH  dan LH diawal fase folikular. Ketika sel folikel mulai menghasilkan estrogen, umpan balik negatif kembali bekerja dan menyebabkan penurunan kadar FSH dan LH menjelang akhir fase folikular.
c.       Fase Ovulasi (hari 14)
Peningkatan sedikit estrogen secara tiba-tiba menjelang akhir fase folikular menyebabkan lonjakan pengeluaran FSH dan LH. Konsentrasi estrogen yang tinggi berfungsi untuk menghambat umpan balik negatif atau menginduksi umpan balik positif terhadap FSH dan LH. Tanpa diketahui mekanismenya, lonjakan FSH/Lh ini menyebabkan pengeluaran oosit dari folikel yang merupakan bagian dari proses ovulasi.
d.      Fase pascaovulasi (hari 15-28)
Setelah oosit dilepaskan dari folikel yang berkembang, sisa folikel diubah menjadi korpus luteum di bawah penaruh LH. Korpus luteum kemudian memulai produksi progesteron dan estrogen, juga dengan bantuan LH.
Progesteron meneruskan persiapan uterus untuk pembuahan. Hormon ini mendorong perkembangan kelenjer susu dan sehubungan dengan estrogen, menghambat ovulasi tambahan dengan melakukan umpan balik negatif terhadap FSH dan LH.
 Puncak kedua estrogen dihasilkan dari produksi estrogen, baik oleh korpus luteum maupun dinding uterus yang matur. Dibawah pengaruh estrogen dan progesteron, dinding uterus terus berproliferasi untuk mengembangkan pembuluh darah dan kelenjar yang baru. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum mengalami regrasi, dan siklus berulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar